Sejarah Lampu Belakang Berwarna Merah dan Lampu Sein Kuning


Ada banyak hal yang sudah seperti keharusan dalam kehidupan sehari-hari, tapi masih membingungkan untuk dijelaskan. Salah satunya adalah kenyataan bahwa lampu belakang berwarna merah dan lampu sein berwarna kuning, bukan hijau, biru, atau hitam ala anak metal.
Tidak seperti banyak standar pencahayaan kendaraan, pembagian dasar lampu putih di depan dan lampu merah di belakang sebenarnya memiliki sejarah yang panjang. Sebelum mengungkapkan kenapa lampu belakang berwarna merah, masalah lampu kendaraan berawal dari transportasi bermotor pada awal tahun 1800-an.


Sejarah awal lampu pada kendaraan

Di zaman-zaman awal ketika kendaraan bermotor masih dimiliki satu dua orang, satu-satunya lampu yang menemani pengendara ketika berjalan di malam hari adalah lentera jernih sederhana untuk menerangi perjalanan. Bahkan, mobil uap generasi awal, seperti pada kendaraan buatan Léon Bollée Automobiles tahun 1870-an, hanya ada lampu putih untuk visibilitas sang sopir.

Lampu bagian belakang hanya akan diperlukan ketika Anda memiliki kebutuhan komunikasi untuk kendaraan lain. Ketika pada tahap awal otomotif, hal ini masih belum dipertimbangkan. Kebutuhan komunikasi visual kendaraan pertama kali digunakan oleh kereta.

Kereta api, yang lebih dulu menjadi kendaraan komersial pertama membutuhkan tingkat organisasi dan sinyal yang lebih besar, mulai menggunakan lentera dan lampu untuk berkomunikasi antara gerbong kereta, stasiun, pekerja kereta api, dan sejenisnya.

Faktanya, sebagian besar standar warna lampu utama yang kita gunakan saat ini berasal dari perkembangan kereta api. Contohnya dikotomi merah untuk berhenti dan hijau untuk berjalan. Merah telah lama diasosiasikan dengan bahaya, mulai dari api yang membara hingga darah. Merah terlihat memiliki disposisi alami sebagai warna yang mengindikasikan bahaya dan alarm.


Alasan warna merah dipilih untuk lampu belakang

Dalam ilmu Fisika, kita mengenal adanya fenomena pembiasan cahaya. Pada dasarnya, pembiasan cahaya berarti pembengkokan cahaya melewati satu medium ke medium lain dari kepadatan yang berbeda. Mata manusia normal mampu melihat spektrum warna dengan gelombang 390-700 nanometer tanpa kerumitan.

Berhubungan dengan frekuensi dan panjang gelombang, warna merah memiliki panjang gelombang maksimum pada 620-750 nm. Karena itu, objek berwarna merah dapat dilihat lebih baik, meskipun dari jauh, oleh mata manusia dibandingkan warna lain.

Sebagai bagian dari pembiasan, meskipun gangguan dari elemen luar seperti kelembapan udara, air hujan, kabut, dan suhu udara yang mengalir beragam, warna merah masih mendominasi dan lebih bisa dilihat dibandingkan warna lain.

Karena itu, pada konferensi Vienna Convention of Road Traffic tahun 1949 – konvensi mengenai kendaraan di jalan raya – mengesahkan warna merah sebagai warna wajib yang digunakan untuk lampu belakang kendaraan.


Kenapa lampu sein berwarna kuning?

Masalahnya, jika warna merah paling mudah terlihat dari kejauhan, kenapa lampu sein menggunakan warna kuning? Ternyata hal ini juga ada alasannya. Terry Mart, seorang ahli fisika mengungkapkan bahwa cahaya kuning memiliki panjang gelombang 0.58 mikron, dengan tingkat sensitivitas terhadap mata sebesar 0.85 (dengan skala 1).

Penelitian yang dilakukan oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) Amerika Serikat pada tahun 2008 menunjukan bahwa tingkat respon penglihatan meningkat 28% pada saat lampu sein berwarna kuning dibandingkan lampu sein berwarna merah. Karena itu, lampu sein dipilih berwarna kuning sedangkan lampu belakang berwarna merah.



[cintamobil.com]
Share on Google Plus

About Global Web

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar