Kembali ke Masa Lampau Lewat Wisata Kota Lama Semarang

Kembali ke Masa Lampau Lewat Wisata Kota Lama Semarang

Tak kalah dari Kota Tua Jakarta, Semarang juga punya peninggalan sejarah yang bisa membuatmu merasa kembali ke masa lampau. Apa lagi kalau bukan wisata Kota Lama Semarang..

Kawasan ini dulunya merupakan pusat perdagangan dan pemerintahan Kota Atlas di abad 19 – 20. Di dalamnya, terdapat sekitar 50 bangunan kuno yang mengusung gaya arsitektur Eropa tahun 1700-an.

Tak hanya bisa melihat-lihat dan mengagumi keindahannya, kamu juga bisa berburu foto di sini. Tak jarang ada anak-anak muda yang membuat foto pre wedding, album kelulusan, hingga sekedar selfie ria di sini.

Selain itu, ada juga beberapa spot yang sudah mendapatkan sentuhan modern dan dikembangkan menjadi objek wisata yang lebih kekinian. Penasaran ada apa aja di dalamnya? Simak terus panduan wisata Kota Lama Semarang ini.

Sejarah Kota Lama Semarang
Pembangunan Kota Lama Semarang berawal dari ditandanganinya perjanjian antara Kerajaan Mataram dan VOC tanggal 15 Januari 1678 silam.

Kala itu, Amangkurat II dari Mataram menyerahkan Semarang ke VOC sebagai tanda terima kasih karena sudah membantu menumpas pemberontakan Trunojoyo.

VOC pun kemudian membangun benteng Vifhoek sebagai pusat militer Belanda. Di sekelilingnya, mulai tumbuh daerah permukiman bernama de Europeeshe Buurt yang kemudian menjadi cikal bakal Kota Lama Semarang.

Seiring dengan meningkatnya pemberontakan oleh penduduk pribumi, Vifhoek dibongkar dan diganti dengan benteng yang lebih besar. Dinding benteng ini mencapai Jl. Merak – Jl. Mpu Tantular – Jl. Kepodang – Jl. Cendrawasih.

Keberadaan benteng ini seakan membatasi de Europeeshe Buurt dengan daerah sekitarnya. Karena terkesan seperti sebuah kota yang berdiri sendiri, julukan Little Netherland pun muncul.

Tahun 1824, benteng ini dirobohkan. Semakin lama, de Europeeshe Buurt semakin berkembang pesat. Berbagai kantor perdagangan mulai dibangun dan membuatnya menjadi pusat perdagangan dan pemerintahan Kota Atlas saat itu.

Baru setelah Indonesia merdeka, pemerintah mulai mengambil alih perkantoran dan bangunan milik Belanda. Beberapa bangunan ini masih beroperasi dan difungsikan hingga sekarang. Di antaranya ada Gereja Blenduk, Stasiun Tawang, Pabrik Rokok Praoe Layar, dll.





[sumber]
Share on Google Plus

About Global Web

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar